Cukup Passion Saja (?)

Bicara tentang passion. Well, it's completely true everyone has passion. Mungkin sesedikitnya, ya tidak diakui sebagai passion, mungkin istilah lain, tapi point is, everyone does punya preference.

-sedikit meninggalkan EYD-

masalah passion terkadang menjadi pembelaan saat kita menjatuhkan pilihan yang krusial. banyak hal yang harus kita putuskan dalam kehidupan, seperti layaknya pepatah mengatakan, hidup adalah pilihan, kita tentunya memilih banyak pilihan, decide what to decide, untuk membentuk diri kita sampai saat ini.


benar adanya ketika passion menjadi alasan utama memilih sesuatu, tapi tentunya kita punya pertimbangan lain untuk kita pikirkan. seperti halnya realita, kondisi kita, kondisi lingkungan kita, perkiraan apa yang akan terjadi, melihat apa yang terjadi sebelum sebelumnya.

beberapa waktu belakangan, masalah passion ini mengusik kehidupan saya. hanya sedikit, karena saya merasa masih terlalu muda sok-sok punya masalah gede aja. well, mungkin tepatnya dikatakan, menjadi concern dalam periode yang cukup panjang.

pertama, mengakhiri semester 5, artinya saya hampir menempuh 3 tahun kuliah. semester 6, merupakan saat memilih peminatan di fakultas farmasi, in my batch, there are, FST FKK FBA FI. saintek, klinik komunitas, bahan alam, industri.

di awal masuk kuliah, masa itu, peminatan hanya 3, FSI FKK FBA. saya sangat yakin ingin memilih FSI kelak. tapi ketika ternyata tahun berikutnya FSI dipecah jadi FST dan FI, saya mulai bingung. sedikit melarikan diri dari mempertimbangkan itu semua, sayapun baru berkutat dengan pertimbangan di saat menjelang kuliah peminatan. FST FKK FI FBA saling salip menyalip dalam prioritas saya seiring berjalannya waktu. sampai saat dimana saya merasa khawatir dan ragu melangkah.

untuk memilih satu minat, sebenarnya passion saya, murni FST, atau tepatnya kimia. jadi jika dimisalkan seperti tadi, dan kita hanya memperdulikan passion, pasti saya memilih FST. sesederhana itu.

namun memang ada kalanya kita harus menerka kemungkinan lain, mencoba pertimbangan lain. walaupun tentunya, halangan dan setiap yang tidak menyenangkan, tidak akan dirasakan karena happiness dari memilih passion mengalahkan ketidak-menyenangkan-an sisi sisi lain.

benarkah begitu?
entah hanya Allah Yangtahu, dan waktu yang bisa menjawab.

kemudian, farmasi angkatan carbon sedang dihebohkan perskripsian. ya. skripsi. segepok kertas yang di satu sisi menjadi momok, di satu sisi menjadi perwujudan persembahan kita selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, untuk bangsa, untuk umat manusia. begitulah seharusnya.

pada saat kuliah peminatan, dijelaskan, pada akhir semester 6, peserta kuliah (wajib) metodologi penelitian harus mengumpulkan proposal penelitian skripsinya, dan menjalani ujian proposal di awal semester 7 secara paralel.

gempar

seperti halnya manusia biasa, anak anak labil apalagi. dapat dipastikan kepanikan pasti menyebar cepat. saya korban juga.

well, sebagaimana kepanikan, hampir seluruh mahasiswa farmasi angkatan 2012 memburu proyek dosen untuk dijadikan penelitian skripsi-nya. perpustakaan bagian ruang skripsi pun menjadi ramai penuh sesak oleh mahasiswa semester 6. padahal baru 3 mahasiswa angkatan 2011 yang resmi lulus (re: wisuda). terdengar mengerikan. mungkin kami merasa tertekan dan terburu waktu. dan semua gempar.

terbawa suasana panik, aku yang sejak dulu berharap teman baik-ku (i mean teman yang sering main atau istilah gaulnya, hang out bareng) yang menjadi partner lab ku saat skripsi. karena pilihan minatku sekarang berpisah dari hampir semuanya, pilihan pertamaku jatuh pada teman yang paling sering sekelompok praktikum bersamaku, reliable man, hamindar. yes, he is. dan ketika kutanya, da sudah berproyek bersama temannya cahya, nanoteknologi. well, formulasi bukancintaku, so aku ga bertanya lebih lanjut. dan bang !!

aku sadar, sulit menemukannya, di saat bahkan menemukan teman yang klop di kelas FST saja susahnya... ampun deh (ya memang ini baru 3 pekan, saya belum cukup mencoba).

kembali ngobrol dengan beberapa teman. kembali lagi ke masalah passion.

ya, passionku adalah yang berbau kimia. kupikir, sintesis atau analisis oke. mengingat pernah seorang dosen mungkin setengah serius setengah bercanda, tengah semester 5 lalu, menyampaikan

'kamu skripsi sama siapa nin?'
'wah, saya masih lama bu, masih semester 5 hehehe'
'oh saya kira kamu udah mau skripsi...'
'hehehe belum bu..'
'apa kamu besok skripsinya sama saya aja po?'
'hehehe.. belum tau bu'

dan 2 praktikan yang sedang ku asisten-in di praktikum kimia analisis II menimpali

'udah mbak, iya ajaa..'
'iya tuh mbak.'

dalam hati aku mengatakan, ibu ini kalo pretes aja keknya rempong, gimana kalo skripsi ya? ah udah ah besok besok aja, masih jauh. begitu pikirku. it's not that far afterall. hikz.

aku pada akhirnya mempertimbangkan bersama beliau yang notabene dosen analisis. mengingat ada seorang kakak tingkat yang dibawa ke jerman untuk penelitian, bagiku itu menggiurkan. kemudian aku bertanya pada kakak tingkat lain. yeah, biasa aja she said.

dari kuliah peminatan, dosen yang mempresentasikan minat FST, menawarkan project beliau. sintesis. aku memberanikan diri bertanya pada seorang teman, FI, which normally is not the class of sintesis, but she said she like chem like i do, i asked her. turns out she asked the lecturer herself few days after i asked her.

kemudian sedikit jauh dan menyingkat cerita, semester ini, beberapa waktu lalu, saat sedang meng-asisten-i praktikum kimia organik II, dosen jaga yang terkenal menyeramkan despite of her beauty and so on, aku penasaran, karena aku berniat menjadikan beliau dosen pembimbingku jika skripsiku sintesis, yeah beliau basic nya organic chemistry, aku juga takut menbuka obrolan dengan beliau, karena pagi harinya, mood-nya tidak sebaik yang kuharapkan (well selalu seperti ini jika praktikan presentasi dengan kurang baik dan banyak kesalahan pada penulisan reaksi kimia)

'buat fehling, bu?'
'iya, ini agak kotor kayanya botolnya, jadi harus disaring dulu'
'ehehehe, iya sepertinya bu.. jadi disaring ya..' (i know my question is stupid. i just try to put myself in her memory by having a chat like this)
'iya..'

kemudian aku kehabisan bahan pembicaraan terlalu awal. it's good ibunya mulai bicara lagi

'kamu skripsi sama siapa mbak?'
aku menceritakan tentang bapak presentator minat FST, menyatakan sebenarnya ingin ibu ini untuk menjadi pembimbing skripsi, dan bahwa aku tertarik sintesis. ibu ini kemudian menceritakan banyak hal tentang sintesis, penelitian untuk mahasiswa setingkat untuk skripsi, dan menjelaskan sepertinya ingin menempel pengumuman open project beliau. dalam hati, waduh ternyata dosen impian aku ini juga punya proyek.

bang !!! your fault not to find lots of idea before deciding anything.

ya. passionku kimia. cintaku di kimia. walau aku tidak menguasainya, setidaknya, aku masih suka jika harus belajar tentangnya in a higher and bigger portion.

kembali lagi menyoal PASSION
memangnya benar, ketika menjalankan sesuatu cukup dengan passion?
saya rasa tidak. passion haruslah menjadi semangat pembakar kita bergerak. pertimbangan matang, hati-hati, dan perkiraan kedepan juga perlu.
dan yang pertama serta utama, adalah bagaimana kita memohon pada Allah untuk memberi pilihan dan memilihkan yang paling tepat untuk kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Yaa ???

Cabang Olahraga Terbaru (tapi bohong) !!! part 2